gambar tari dari sulawesi

Tariandari Sulawesi Tenggara ini merupakan tarian tradisional Suku Tolaki yang dilakukan secara massal baik pria atau wanita untuk acara pernikahan adat, panen raya dan perayaan adat lainnya. Dengan iringan alat musik tradisional dan lagu adat, para penari akan saling berpegangan tangan dan membentuk formasi lingkaran yang diwariskan turun temurun hingga sekarang. Nahpada kesempatan kali ini sedikit menjelaskan mengenai tarian adat yang berasal dari provinsi Sulawesi Selatan lengkap dengan gambar dan penjelasannya. Daripada berlama-lama berikut penjelasan dari tari tradisional Sulawesi Selatan. Daftar Isi [ show] 1 Tarian Adat Pa'Gellu. TariBaliore adalah salah satu tari dari daerah Sulawesi Tengah. Tarian Baliore menggambarkan kelincahan gadis gadis Sulawesi Tengah yang bergembira saat pesta panen tiba. Mereka menari-nari dengan lincahnya. Hentakan ritmis tetabuhan, terutama gendang semakin menambah dinamisnya tarian ini. TariPatuddu juga merupakan tarian yang berasal dari daerah Sulawesi Barat. Tarian ini pada umumnya dibawakan oleh para penari wanita dengan gerakannya yang lemah gemulai. Penari juga akan menggunakan kipas sebagai alat menarinya (properti). Konon, tari Patuddu dahulunya ditampilkan untuk menyambut para prajurit saat pulang dari medan perang. Pakaianadat Sulawesi Barat dari berbagai suku spt: Suku Mandar, Suku Toraja dll. mengandung makna yang dalam. Berikut ini gambar pakaian adat suku Mandar dan penjelasannya. atau tarian, para wanita di Toraja yang terlibat dalam kegiatan tersebut juga mengenakan baju Pokko dengan dipadukan beberapa macam aksesoris. Kain Tenun Khas Site De Rencontre Algerie Sans Inscription. Tarian Sulawesi Tengah – Dibandingkan beberapa provinsi lain pulau Sulawesi, sulawesi tengah adalah provinsi yang memiliki wilayah paling luas. Wilayah tersebut dihuni oleh berbagai macam suku bangsa yang heterogen sehingga memunculkan berbagai kebudayaan yang berbeda. Salah satu kekayaan budaya di Sulawesi Tengah adalah dengan tari-tarian tradisional yang akan dijelaskan di bawah ini. Tarian Sulawesi Tengah 1. Tari Dero atau Tari Tarian Adat Tari Tari Tari Tari Tari Tari Tari Posisani. Tarian Sulawesi Tengah 1. Tari Dero atau Madero. Tari Dero atau Modero adalah tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Poso. Tari ini menjadi salah satu tradisi masyarakat di Suku Pamona yang masih dilestarikan hingga saat ini. masyarakat Suku Pamona menganggap bahwa tari Dero adalah sebuah tarian yang melambangkan suka cita dan kebahagiaan. Masyarakat setempat tarian ini adalah bentuk rasa syukur atas hasil panen yang didapatkan. Tari Dero mulai dikenal oleh masyarakat suku Pamona sejak mereka mengenal istilah bercocok tanam sebagai mata pencaharian mereka. bentuk tarian ini cukup sederhana yang pada umumnya dilakukan di lapangan yang luas. Hal tersebut karena jumlah peserta tarian yang banyak dan tidak dibatasi sehingga memerlukan tempat yang luas. Menariknya para penari akan mengajak para penonton untuk ikut menari sehingga siapapun dapat ikut bernari tanpa membutuhkan kemampuan khusus. Dalam teknis pelaksanaannya, penari akan membuat lingkaran sambil berpegangan tangan antara penari yang satu dengan yang lainnya. Setelah itu, para penari akan kompak menghentakkan kaki dengan pola dua kali ke kiri dan dua kali ke kanan. Gerakan yang dilakukan ini sesuai dengan irama atau nada pantun yang saling sahut-sahutan. Selain itu, tarian ini juga diiringi oleh alat musik tradisional yang dimainkan oleh para pemuda dan orang tua. 2. Tari Pamonte. Tari Pamonte adalah sebuah tarian yang menggambarkan kebiasaan para gadis suku Kaili saat menyambut musim panen tiba. Tarian ini akan ditampilkan oleh penari wanita dengan mengenakan pakaian petani pada umumnya. Sejarah mengatakan bahwa masyarakat setempat mulai mengenal tarian tersebut sejak tahun 1957. Tari tradisional Pamonte ini terinspirasi dari aktivitas gadis-gadis suku Kaili saat menyambut masa panen. Sejak zaman dahulu, mayoritas penduduk di suku Kaili berprofesi sebagai petani. Oleh karenanya mereka akan menyambut musim panen padi dengan suka cita. Dengan melihat kebiasaan tersebut maka Hasan M Bahasyua terinspirasi untuk menciptakan karya seni dengan nama Tari Pamonte. Lihat juga Tarian Sulawesi Tenggara 3. Tarian Adat Pontanu. Tari Pontanu merupakan tari tradisional yang berasal dari Donggala, Sulawesi Tengah. Pada umumnya, tarian ini diperankan oleh para wanita dengan gerakan yang menggambarkan aktivitas menenun Sarung Donggala. Pontanu diambil dari bahasa setempat yang berarti menenun. Oleh karenanya, sesuai dengan nama tarian tersebut tari ini dimaknai sebagai wujud apresiasi terhadap penenun sarung di daerah Donggala. Selain itu, tarian ini juga berfungsi untuk memperkenalkan kain sarung yang menjadi khas daerah Donggala kepada masyarakat. 4. Tari Raigo. Tarian Sulawesi Tengah selanjutnya adalah tari Raigo yang berasal dari suku bangsa Rugawi. Tari ini menggambarkan ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang mereka dapatkan. hal ini juga melatarbelakangi gerakan tari serta ungkapan pemujaan terhadap Tuhan. Sayangnya, Suku Kulawi tidak dapat mengenal tulisan sehingga mengalami kendala dalam mewariskan budaya tersebut. Pewarisan budaya tari ini hanya dapat dilakukan secara lisan dan meniru tingkah laku yang hanya mengandalkan ingatan. Dengan begitu, tidak semua lapisan masyarakat mendapatkan keterampilan dan pengetahuan tentang tari Raigo. Tarian ini bukan hanya dalam bentuk hiburan saja, tetapi juga melaksanakan upacara adat di wilayah Kulawi atau Lembah bada. Dalam tarian tersebut terdapat lantunan syair yang mengiringi tarian yang sarat akan pesan moral. Tari Raigo ini juga menjadi bagian dari ungkapan budaya yang dilatarbelakangi religi dan emosi serta upacara adat yang ada di Indonesia. 5. Tari Balia. Tarian Sulawesi tengah dan penjelasannya tentang tari Balia adalah tarian tradisional yang sangat berkaitan dengan kepercayaan animisme. Tarian ini merupakan sebuah pemujaan terhadap benda keramat khususnya yang langsung berhubungan dengan pengobatan tradisional. Pengobatan yang dimaksud adalah pengobatan yang dilakukan kepada seseorang yang terkena pengaruh roh jahat. Kata balia yang dimaksudkan dalam tarian ini adalah tantang dia, dimana kata Bali sendiri memiliki arti tantang. Sedangkan kata ia bermakna dia sehingga arti secara khusus adalah melawan setan yang sudah menimbulkan penyakit dalam tubuh manusia. Balia juga dipandang sebagai prajurit kesehatan yang mampu memberantas atau menyembuhkan berbagai jenis penyakit . Dengan diiringi oleh irama pukulan musik tradisional, setan-setan yang mengganggu akan datang. 6. Tari Dopalak. Tari Dopalak adalah tarian tradisional Sulawesi Tengah yang umumnya ditarikan oleh 7 orang wanita. Salah satu dari penari tersebut akan berperan sebagai panglima atau biasa disebut dengan kepala penari. Sedangkan penari lainnya disebut dengan dayang-dayang. Dalam pentasnya tarian ini diiringi dengan alat musik kakula dan waktunya sekitar 7 menit. 7. Tari Jepeng. Tarian ini memiliki ajaran agama Islam yang sangat kental. Tarian ini dimainkan oleh para kaum dewasa secara berpasangan dalam acara khitanan, syukuran dan lain sebagainya. namun seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini sudah dikreasikan dengan budaya modern sehingga dapat dilakukan oleh kaum pria dan wanita. Untuk lebih jelasnya, anda bisa melihat tarian Sulawesi beserta gambarnya. Lihat juga Pakaian Adat Sulawesi Selatan 8. Tari Pepoinaya. Tari ini berfungsi sebagai ucapan syukur atas berbagai berkah dan karunia yang telah diberikan oleh sang pencipta. Tari ini bukan hanya menjadi ungkapan bahagia atas hasil panen yang mereka dapatkan tetapi juga untuk berbagai keberkahan dalam kehidupan mereka. namun sebenarnya tarian ini adalah sebuah pengembangan dari upacara adat masyarakat kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. 9. Tari Anitu. Di daerah Donggala, tarian ini menjadi salah satu tarian paling khas di daerah tersebut. kata anitu dalam kesenian tari ini artinya adalah halus. Dalam pertunjukannya, tarian ini dimainkan oleh 6 orang wanita dengan formasi membentuk 2 deretan ke belakang. Kemudian formasi selanjutnya adalah 3 dibagian kiri dan 3 lagi dibagian kanan sehingga membentuk satu deretan berjajar. Untuk gerakan tangannya adalah gerakan membuka dan menutup telapak tangan seperti sedang menumbuk kemudian mengayunkan kedua tangan dan memegang ujung selendang. 10. Tari Posisani. Tarian di Sulawesi tengah yang terakhir adalah tari Posisani yaitu tarian pergaulan yang menggambarkan kegembiraan pada saat pesta. Posisani berarti perkenalan sehingga mereka akan bergembira sambil bernyanyi dan bernari. Uniknya, para gadis akan bernari dengan menggunakan kerincing kemudian berkenalan antara yang satu dengan yang lainnya. Pakaian yang dipakai dalam pertunjukan ini adalah menggunakan blus lengan panjang atau dalam bahasa setempat adalah baju Pasus berwarna merah jambu. Pada bagian lengan tangan, baju ini diaplikasikan dengan menggunakan kain berwarna biru dan bersulamkan benang emas dan menjadi pengganti dari gelang emas. Lihat juga Senjata Tradisional Sulawesi Utara Tarian Sulawesi Tengah menyimpan berbagai ciri khas tersendiri dan menggambarkan asal dari masing-masing daerah. Tugas kita sebagai generasi muda adalah mempertahankan dan melestarikan beraneka ragam budaya yang menjadi kekayaan negara tercinta kita, Indonesia. Daftar Isi 1. Tari Kipas Pakarena 2. Tari Ma'badong 3. Tari Pattennung 4. Tari Manimbong 5. Tari Ma'randing 6. Tari Pa'gellu 7. Tari Pajoge 8. Tari Pakkuru Sumange 9. Tari Gandrang Bulo 10. Tari Paduppa Bosara 11. Tari Pa'bitte Passapu 12. Tari Sere Bissu Maggiri 13. Tari Salonreng 14. Tari Pa'pangngan Makassar - Ada banyak macam tarian daerah Sulawesi Selatan Sulsel. Tari-tarian tersebut menggambarkan ragam ciri khas baik dari segi sosial masyarakat, suku, budaya, agama, peribadatan, maupun Universitas Hadanuddin Unhas, Dr Firman Saleh mengatakan tarian daerah Sulawesi Selatan merupakan identitas yang sangat penting untuk dijaga. Tari menggambarkan karakter suatu suku atau yang berasal dari Sulawesi Selatan, menurutnya berbeda dari daerah lain. Memiliki gerakan yang lembut, terutama pada suku Bugis-Makassar. "Beda dengan tarian tradisional di daerah lain. Tarian itu mengikuti irama dari musiknya. Kalau kita lihat di Sulawesi Selatan khususnya Bugis-Makassar itu, bagaimanapun kerasnya musiknya gerakan tariannya tetap lembut. Karena begitulah karakter Bugis-Makassar. Bagaimana pun keadaan dia tetap tenang menghadapi situasi yang ada," jelasnya kepada detikSulsel, Selasa 12/4/2022.Berikut 14 tarian daerah Sulawesi Selatan yang dirangkum detikSulsel1. Tari Kipas PakarenaSalah satu tarian daerah Sulawesi Selatan adalah Tari Kipas Pakarena. Tarian ini sering ditampilkan untuk mempromosikan pariwisata daerah Sulawesi Pakarena bahkan menjadi salah satu ikon kebudayaan Sulawesi Selatan. Dilansir dari Peta Budaya Belajar Kemdikbud, pada masyarakat suku Makassar pada masa lampau, tarian Pakarena ini dipertunjukkan sebagai salah satu media pemujaan kepada para dewa. Keindahan serta keunikan gerak tari Pakarena ini kemudian lambat laun menjadi media ini biasanya dipentaskan oleh 4 penari dan diiringi dengan alat musik berupa gandrang dan puik-puik. Dari gerakan dalam tarian yang dipentaskan oleh 4 penari wanita tersebut memiliki beberapa filosofi yang menceritakan mengenai kisah dalam tarian ini merupakan gambaran dari perempuan Gowa yang setia dan patuh pada suami dan laki-laki. Terdapat makna tersendiri pada tiap pola gerakan. Contohnya seperti gerakan penari berputar searah jarum jam. Gerakan ini mencerminkan siklus kehidupan Tari Ma'badongmabadong di rambu solo toraja Foto Muhammad Taufiqqurrahman/detikTravelTarian daerah Sulawesi Selatan lainnya adalah Tari Ma'badong. Tarian ini merupakan tarian kedukaan dari suku ini menjadi bagian dari ritual Badong dalam pesta atau upacara Rambu Ma'badong adalah gerakan tarian yang dilakukan untuk menghibur keluarga jenazah. Tarian ini dapat dilakukan oleh keluarga jenazah, rekan, tetangga ataupun orang Badong atau pa'badong akan menggerakkan semua anggota tubuhnya. Mulai dari bahu maju-mundur hingga kedua lengan diayunkan serentak ke depan dan ke para peserta membawakan tarian ini dalam formasi melingkar. Para penari saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingkingnya. Pada umumnya pa'badong adalah pria dan wanita yang sudah setengah baya itu akan dipimpin oleh Ambe' Badong laki-laki dan Indo' Badong perempuan.Dikutip dari jurnal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan judul "Ritual Ma'badong Suku Toraja di Desa Bolu Kecamatan Rantepao Kabupaten Toraja Utara" mengaitkan jari kelingking antara penari lainnya memiliki makna tersendiri. Yakni saling berpegangan pundak untuk menunjukkan rasa persatuan dalam merasakan duka terhadap keluarga jenazah yang Tari PattennungTari Pattennung merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan yang berasal dari suku Bugis. Tarian ini menggambarkan kesabaran dan ketekunan wanita Bugis dalam penari Pattennung memakai baju bodo panjang, curak lakba, lipaq sabbe sarung, dan hiasan bangkara, ponto, danrante ma'bule, yang merupakan pakaian tradisional Sulawesi Selatan. Sementara properti yang digunakan yakni berupa sarung dalam bahasa Bugis diartikan sebagai orang yang menenun. Karena itu, Tari Pattennung ini mengisyaratkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian dalam proses dari Jurnal Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan yang berjudul "Tari Pattennung di Sulawesi Selatan", disebutkan bahwa Tari Pattennung ini merupakan tari kreasi yang umumnya ditampilkan pada momen suka cita seperti penjemputan tamu, acara pesta adat, ataupun dalam kegiatan perlombaan dan pementasannya, Tari Pattennung biasanya dilakukan oleh 6 orang penari atau dalam jumlah genap. Gerakan tari yang dilakukan secara berkelompok ini akan menyuguhkan seni yang indah dan selaras dengan Tari Pattennung, gerak gemulai bukan hanya berupa tarian semata melainkan di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur. Mulai nilai ketekunan, kesabaran, nilai keindahan, kerja keras, dan Tari ManimbongTari Manimbong Foto Direktorat PariwisataTari Manimbong merupakan tarian yang berasal dari suku Toraja, Sulawesi Selatan. Masyarakat suku Toraja melakukan Tari Manimbong untuk merayakan suka cita atau sebagai ungkapan Tari Manimbong hanya ditampilkan pada upacara adat Rambu Tuka'. Biasanya tarian ini dipertunjukkan di acara adat seperti pernikahan atau peresmian rumah adat Tongkonan yang baru atau yang selesai ini juga dianggap sebagai suatu ibadah oleh masyarakat suku Toraja. Hal tersebut karena menurut kepercayaan suku Toraja, tarian ini merupakan doa-doa pengucap pementasannya, Tari Manimbong dilakukan oleh 20 hingga 30 orang yang semuanya merupakan penari pria. Tarian dilakukan saling beriringan dengan Tari Ma'dandan yang merupakan bentuk tarian pemuja dan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh kaum wanita suku Tari Ma'randingTari Ma'randing adalah sebuah tarian yang dipersembahkan pada upacara kematian laki-laki bangsawan di Toraja. Tarian daerah Sulawesi Selatan ini juga masih berkaitan dengan upacara Rambu Solo. Namun, tarian ini biasanya dibawakan saat pemakaman besar untuk mereka yang berkasta lebih tinggi bangsawan.Dalam tarian ini para penari menggunakan pakaian perang dan senjata tradisional. Tari ini secara mendasar adalah sebuah tari partriotik atau tari dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, dijelaskan kata ma'randing berasal dari kata randing yang berarti "mulia ketika melewatkan". Tari ini menunjukkan kemampuan dalam memakai senjata tradisional Sulawesi Selatan dan menunjukkan keteguhan hati serta kekuatan seseorang yang meninggal selama Ma'randing dibawakan oleh beberapa orang yang setiap orangnya membawa perisai besar, pedang dan sejumlah objek menyimbolkan beberapa makna. Perisai yang dibuat dari kulit kerbau bulalang yang menyimbolkan kekayaan, karena hanya orang kaya yang memiliki kerbau sendiri. Pedang doke, la'bo' bulange, la'bo' pinai, la'bo' todolo menunjukkan kesiapa untuk perang, yang menyimbolkan Tari Pa'gelluTari Pa'gellu. Foto Dispar Toraja UtaraTari Pa'gellu merupakan salah satu tarian daerah Sulawesi Selatan. Tarian ini berasal dari suku Toraja yang berorientasi pada hiburan. Biasanya dibawakan untuk menyambut tamu, perkawinan, pesta rakyat, dan dari laman Dispar Toraja Utara, Pa'gellu atau Ma'gellu dalam bahasa setempat berarti menari-nari dengan riang gembira sambil tangan dan badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk Pa'gellu atau terkenal dengan sebutan Pa'gellu Pangala ini pertama kali diciptakan oleh Nek Datu Bua', yakni pada saat kembali dari medan peperangan yang kemudian dirayakan dengan menari penuh sukacita. Pada waktu itu belum ada alat musik gendang sehingga mereka menggunakan lesung sebagai pengiring tarian Pa'gellu tidak ada batasan jumlah penari dan baik perempuan maupun laki-laki dapat mengikuti tarian ini. Hingga kini tidak ada yang tahu pasti tahun diciptakannya tarian ini. 7. Tari PajogeTari Pajoge adalah tari tradisional yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan. Tarian ini konon awalnya merupakan hiburan bagi kalangan istana atau juga kediaman para penarinya adalah gadis yang berlatar belakang kalangan rakyat biasa. Tiap penari membawakan tarian seorang diri sambil menyanyi kemudian mencari pasangannya dari kalangan penonton. Nantinya sang gadis akan memberi daun sirih pada lelaki yang telah dipilihnya. Lelaki itu akan menari bersama sang dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, istilah Pajoge memiliki tiga makna sekaligus. Dari kata joge yang artinya sebuah tarian, kata pa' joge untuk menyebut penari, sekaligus sebagai sebuah penarinya, awalnya Tari Pajoge dibedakan menjadi dua yaitu Pajoge Makkunrai dan Pajoge Angkong. Pajoge Makkunrai dipentaskan oleh para gadis, sedangkan Pajoge Angkong dipentasan oleh penari waria. Dari keduanya, Pajoge Makkunrai lebih berkembang dan lebih banyak dipentaskan sampai saat pada Tari Pajoge Makkunrai diantaranya adalah gerakan tettong mabborong berkumpul, mappakaraja penghormatan, mappasompe pemberian hadiah, ballung, mappacanda bergembira, matteka menyeberang, massessere mengelilingi, majjulekkalebba melangkah lebar, mattappo menebar, maggaliomeliukkan badan, mappaleppa bertepuk tangan, dan massimang pamit.Gerakan utama yang menjadi perhatian penonton adalah gerakan ballung, di mana penari akan merebahkan badan mendekati penonton yang akan melakukan mappasompe. Gerakan ini akan dikawal oleh pangibing. Sebelumnya, pangibing membawa sekapur sirih dan menyodorkannya kepada penonton yang telah mengutarakan ketertarikannya pada penari Pajoge. 8. Tari Pakkuru SumangeTarian Pakkuru Sumange merupakan tari yang berasal dari Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Tari Pakkuru Sumange ini memiliki arti memanggil sukma untuk hidup damai, diberkahi, tenang, dan mendapatkan rezeki dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, nama Pakkuru Sumange berasal Bahasa Bugis yaitu Mappakkuru Sumange yang artinya sukma. Sehingga Pakkuru Sumange dapat diartikan sebagai tarian yang memanggil ini merupakan tari tradisional yang bersimbol tentang kehidupan, kedamaian, serta rezeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pakkuru Sumange biasanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu dan meminta doa restu saat untuk menyelenggarakan suatu acara. Selain itu juga, tarian ini menyimbolkan lambang persahabatan dan Pakkuru Sumange ini memiliki ragam gerak yang sederhana. Secara keseluruhan, Tari Pakkuru Sumange ini memiliki gerakan lemah lembut dan gemulai dan memiliki makna setiap gerak, yang diiringi oleh musikserta lagu Ati Raja. Tarian ini bisa dikategorikan ke dalam jenis tarian wanita dan terdiri dari enam anggota Tari Gandrang BuloTari gandrang bulo ini adalah salah satu tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan yang masih dilestarikan. Biasanya tarian dibawakan saat pesta dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, kata Gandrang bulo berasal dari dua kata, yaitu "gandrang" yang berarti tabuhan atau pukulan dan "bulo" yang berarti ini merupakan simbol keceriaan lantaran didalamnya diselipkan berbagai humor yang membuat para penontonnya tertawa, oleh karena itulah maka para penari yang membawakan tarian ini harus terlihat awalnya Ganrang Bulo sebenarnya sekadar tarian yang diiringi oleh gendang. Seiring waktu, tarian ini diiringi pula lagu-lagu jenaka, dialog-dialog humor namun sarat kritik dan ditambah gerak tubuh yang mengundang Tari Paduppa BosaraPaddupa Bosara merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan, yang dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan. Tarian ini menggambarkan bahwa orang Bugis senantiasa menghidangkan Bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan saat kedatangan bosara sendiri merujuk kepada satu kesatuan utuh yang terbagi di dalam piring. Yang mana Piring tersebut di atasnya di beri alas berupa kain rajutan dari wol, kemudian di atasnya juga ditempatkan piring untuk tempat menyimpan kue dan tutup Tari Paddupa Bosara berasal dari bahasa bugis duppa yang artinya bertemu, menjemput atau berjumpa. Bosara sendiri merupakan piring dan tudung saji khas suku bugis-Makassar di Sulawesi Selatan, sebagaimana dikutip dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Paddupa Bosara ini adalah tari kebesaran Suku Bugis-Makassar. Pada masa lampau perempuan dianggap bahwa letak malunya atau siri' ada di bagian wajahnya. Tari Paddupa kemudian hadir untuk memberi makna bahwa kecantikan bukanlah hal utama dan yang terpenting, melainkan dari hati atau wirasa yang dipancarkan oleh si Tari Pa'bitte PassapuPa'bitte Passapu. Foto ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/pras/17Tarian daerah Sulawesi selanjutnya adalah Pa'bitte Passapu. Tarian ini berasal dari masyarakat adat Ammatoa Kajang, Kabupaten adat ini tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Disebutkan dari laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Kemdikbud RI, tarian ini berawal dari masyarakat etnis Makassar terdahulu, termasuk kaum bangsawan yang menggemari permainan sabung ekspresi keberanian seseorang bisa tampak dari sabung ayam. Maka dari itulah banyak anak raja dan pengawal istana terjun ke arena sabung ayam hanya untuk menunjukkan keberanian mereka, yang dibarengi dengan setelah Islam masuk di Kerajaan Gowa yang menjadi induk kerajaan Makassar secara perlahan menghilangkan budaya sabung ayam. Sabung ayam dianggap sebagai judi, juga penyiksaan terhadap pun mencari hal lain yang bisa diadu untuk menghibur diri sekaligus menyalurkan minat mereka. Sehingga terciptalah tarian Pa'bitte Passapu yang menyabung sapu tangan passapu.Pada tarian ini, sapu tangan dianggap sebagai ayam yang disabungkan. Trian Pa'bitte Passapu kini menjadi tarian untuk menjemput tamu adat atau acara pernikahan. Tarian ini diiringi nyanyian dan alat musik sembari menyabung sapu tangan atau pun ikat Tari Sere Bissu MaggiriTari Sere Bissu Maggiri merupakan tarian daerah sulawesi Selatan lainnya yang menjadi salah satu warisan budaya. Tarian ini berasal dari Kabupaten dari Warisan Budaya Tak Benda Kemdikbud RI, tarian ini diperkirakan sudah ada sejak zaman pemerintahan raja Bone Ke 1, yang bergelar To Manurungeng Ri ini beranggotakan 12 orang bissu dan memiliki tujuh ragam gerak. Setiap ragam geraknya mempunyai makna tertentu sesuai dengan pola dan ini juga biasa disebut sebagai tari memangil roh. Selain itu juga berfungsi sebagai sarana dalam pelaksanaan upacara adat yang bersifat magis dan religius, seperti pada upacara adat Mattompang Arajang, upacara pencucian benda-benda kerajaan, upacara adat perkawinan dan upacara kelahiran keluarga Sere Bissu Maggiri adalah sebuah tarian yang dipertunjukkan oleh seorang bissu, oleh karenanya tarian ini dikenal pula dengan nama tari mabbissu. Maggiri sendiri berarti menusuk-nusukkan keris ke tubuh bissu, terutama ke daerah-daerah yang vital seperti leher, perut, dan pergelangan bissu yang melakukan pertunjukan tarian ini dianggap kemasukan roh dan mendapat kemampuan kebal pada senjata Tari SalonrengTarian daerah Sulawesi Selatan selanjutnya adalah Tari Salonreng. Tarian ini berasal dari suku Makassar. Tari Salonreng dapat dijumpai di berbagai daerah yang didiami oleh etnik atau suku Makassar, salah satunya Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, dan atau riwayat Tari Salonreng hanya diketahui lewat cerita leluhur yang bersifat mitos. Dilansir dari Kimomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, berdasarkan mitos yang diyakini masyarakat suku Makassar, kata Salonreng berasal dari kata "sa" berarti pelaku gerak orang yang bergerak dan lonre ma'lonre-lonre yang artinya Salonreng dapat berarti tari yang dilakukan secara berkelompok. Sementara itu, pengertian Salonreng yang lain berasal dari kata Salonreng berarti selendang. Hal ini diperkuat dengan pemakaian selendang sebagai properti atau perlengkapan khas yang dipakai oleh para penari Salonreng dipercaya berasal dari sebuah mitos dari zaman kerajaan Gowa abad XVII. Pada masa itu, masyarakatnya masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tari ini merupakan tari pemujaan kepada Batara dewa penguasa bumi dan langit, serta pemujaan pada arwah Tari Salonreng biasanya adalah wanita dewasa. Namun, ada pula yang dipentaskan oleh gadis remaja. Gerakan Tari Salonreng sederhana dengan menggunakan properti selendang, dan mengenakan baju bodo dan sarung sutera. Iringan Tari Salonreng adalah gendang, serunai dan Tari Pa'pangnganTari Pa'pangngan adalah tarian yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian ini dilakukan oleh gadis-gadis cantik memakai baju hitam atau gelap dan menggunakan ornamen khas Toraja seperti laman Kimomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, kata panggan berarti sirih. Penawaran sirih ini menunjukkan nilai menegaskan bahwa para tamu telah diterima dan dianggap sebagai bagian dari masyarakat ini secara simbolis diungkapkan oleh masing-masing penari memegang sirih pangngan yang ditempatkan dalam kantong di depan mereka. Kantong tersebut dikenakan oleh wanita lansia kebanyakan di desa-desa dan mengandung bahan untuk sirih mengunyah sirih pinang campuran. Simak Video "Adu Luwes Menari Tradisional, Jakarta" [GambasVideo 20detik] asm/hmw Tarian tradisional daerah Sulawesi Barat Slulbar merupakan bagian budaya dan kesenian Indonesia yang tidak bisa dipisahkan oleh siapapun dan bagaimanpun. Tari adat Sulbar harus terus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, khususnya pemerintah, baik pusat dan pemerintah daerah setempat di tingkat propinsi dan kabupaten/kota. Mamuju yang merupakan ibukota porpinsi Sulawesi Barat adalah tempat strategis untuk terus mensosialisasikan tarian tradisional sebagai khazanah dan kearifan lokal. Bisa disosialisasikan dalam dalam tingkatan lokal, nasional bahkan internasional. Dengan begitu, tidak akan ada negara lain yang akan mengklaim tarian Sulawesi Barat sebagai milik mereka. Karena sudah kuat dalam posisi hukum internasional. Baca Rumah Adat Sulawesi Tengah Ada beberapa tarian asal Sulawesi Barat yang harus kita kenali bersama melalui pemaparan berikut ini. Tujuan kami menyampaikannya sebagai upaya melengkapi informasi tentang tarian nusantara yang ada di Indonesia. Tarian daerah Kalimantan Barat sudah pernah ditulis, lalu tarian daerah Jawa Tengah, tarian daerah Bali dan tarian daerah Maluku. Untuk pulau Sumatera, kami sudah mengulas tarian daerah Sumatera Barat dan tarian daerah Sumatera Selatan. Nah, pada kali ini, izinkan kami mengulas tarian yang berasal dari Sulawesi Barat Mamuju yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui bersama. Hal yang akan dibahas terkait dengan sejarah tari, pesan cerita, pola lantai, properti yang dipakai dan sekilas mengenai unsur – unsur tari lainnya. Baiklah, berikut adalalah informasi tarian tradisional daerah Sulawesi Barat 1. Tari Bulu Londong2. Tari Mappande Banua Macceraq Banua3. Tari Patuddu4. Tari Salabose Daeng Poralle5. Tari Bamba Manurung6. Tari Toerang Batu7. Tari Sayyang Pattuqduq8. Tari Ma’BunduSebarkan iniPosting terkait 1. Tari Bulu Londong Tari Londong via kamerabudaya Tari Bulu Londong adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Tarian ini merupakan tarian yang hanya dibawakan oleh para penari pria dengan berpakaian dan bersenjata layaknya para prajurit pada zaman dahulu yang bercerita tentang perang. Mirip dengan tarian perang lainnya, Tari Bulu Londong ini seperti mengalami kejenuhan. Karena hampir punah eksistensinya. Bahkan bisa dibilang tidak pernah ditampilkan lagi seiring dengan tidak adanya perang seperti dizaman dahulu. Agar tidak punah, Tarian adat Sulbar ini lantas diangkat kembali oleh masyarakat dan juga para budayawan sebagai apresiasi kepada budaya lokal agar tarian tersebut tidak punah. Upaya pelestaria pun dilakukan berbagai pihak. Meskipun tarian ini sudah tidak lagi difungsikan sebagai tarian perang, Tari Bulu Londong kini lebih difungsikan sebagai tarian yang sifatnya pertunjukan dalam berbagai acara seperti penyambutan, perayaan, serta pertunjukan dari seni dan budaya. Dengan begini, fungsi tari ini lebih fleksibel dalam pementasannya. Jika terus dikreasikan, maka akan memberikan dampak yang luar biasa pada kesenian Indonesia yang sekarang terancam punah. 2. Tari Mappande Banua Macceraq Banua via Youtube Tari Mappande Banua termasuk tarian yang asalnya dari daerah Sulawesi Barat. Arti dari dua kata “Mappande Banua” adalah “Mappande” artinya “memberi makan”, dan “Banua” adalah “kampung”. Secara umum, dapat diartikan tarian ini adalah menceritakan memberi makan dikampung atau kampung memberi makan kepada masyarakat. Tari ini dilakukan sebelum ritual pelantikan raja pada zaman dahulu. Yaitu dengan didahului penyembelihan kerbau yang kemudian diambil darah dari daun telinganya guna dipercikkan ke delapan arah mata angin. Baca Pengertian Seni Musik 3. Tari Patuddu Tari Patuddu via Blogger Tari Patuddu juga merupakan tarian yang berasal dari daerah Sulawesi Barat. Tarian ini pada umumnya dibawakan oleh para penari wanita dengan gerakannya yang lemah gemulai. Penari juga akan menggunakan kipas sebagai alat menarinya properti. Konon, tari Patuddu dahulunya ditampilkan untuk menyambut para prajurit saat pulang dari medan perang. Zaman dahulu di daerah Sulawesi Barat pernah terjadi sebuah peperangan antara Kerajaan Balanipa dan Passokorang. Sepulangnya dari peperangan, Kerajaan Balanipa ini mempunyai caranya tersendiri dalam menyambut para pasukan yang pulang dari tempat medan perang tersebut, salah satunya adalah dengan menampilkan Tari Patuddu ini. Tari Patuddu berfungsi sebagai tarian penyambutan atau hiburan, yakni sering ditampilkan untuk acara penyambutan para tamu terhormat maupun tamu dari kenegaraan. Pemaknaan tarian ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur serta kegembiraan atas kedatangan para tamu. Hal ini dapat diemukan penonton dari senyum dan ekspresi dari para penari pada saat menari. Selain itu juga dari gerakannya yang lemah lembut menggambarkan sifat wanita yang suci dan juga penuh kasih. 4. Tari Salabose Daeng Poralle Tari Salabose Daeng Poralle termasuk golongan tarian yang asal daerahnya Sulawesi Barat. Konon, jenis tarian yang diilhami dari Salabose, Daeng Poralle yang merupakan Maraqdia raja pertama yang diangkat untuk memerintah kerajaan Banggae. Pesan yang ingin disampaikan pada tarian ini adalah sesuatu yang melambangkan perjuangan sang raja saat menghadapi perompak laut dari suku Tidung. Sebuah pesan pahlawan yang harus terus dilestarikan. 5. Tari Bamba Manurung Tari Bamba Manurung via Tari Bamba Manurung ialah tarian adat tradisional yang berasal dari daerah Mamuju, yaitu Ibukota dari Provinsi Sulawesi Barat Sulbar. Tarian ini biasanya dilakukan pada acara-acara pesta adat di Mamuju, dihadapan para tokoh adat dan penghulu. Pada pertunjukannya, para penari akan memakai pakaian adat Baju Badu yang merupakan khas provinsi Sulawesi Barat. Selain pakaian adat, penari juga dilengkapi dengan bebagai aksesoris bunga beru-beru atau bunga melati yang menghiasi dibagian kepala. Properti yang digunanakan pada Tari Bamba Manurung adalah dengan membawa kipas seperti halnya pada tarian Patuddu. Baca Pengertian Seni Tari 6. Tari Toerang Batu Tari Toerang via Blogger Tari Toerang Batu adalah tarian tradisional daerah yang berasal dari provinsi Sulawesi Barat. Pada biasanya, tarian ini dilakukan oleh para penari pria sebagai para prajurit, sedangkan para penari wanita hanya sebagai pendukung tari. Masyarakat sepakat bahwa tari Toerang Batu ini merupakan tarian perang yang hampir punah. Atas kesadaran bersama, budaya tari ini mulai dihidupkan kembali oleh masyarakat. Kita berharap jangan sampai tarian tradisional Indonesia punah ditelan masa. Ayo sama – sama kita merawatnya. 7. Tari Sayyang Pattuqduq Tari Sayyang Pattuqduq via Blogger Tari Sayyang Pattuqduq termasuk sebuah kesenian tradisional yang berasal dari Mandar, Sulawesi Barat. Kata Saiyyang’ sendiri artinya kuda’, dan kata Pattuqdud’ artinya penari’. Jika digabungkan dan diartikan sebagai umum, maka artinya kuda yang menari’. Kapan tari ini dipentaskan? Umumnya tarian ini dimainkan pada acara selametan anak yang telah khatam Al Qur’an, anak tersebut kemudian akan menunggang kuda serta diarak keliling kampung. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan pada saat peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, penjemputan tamu kehormatan, dan tarian ini juga berfungsi sarana hiburan. 8. Tari Ma’Bundu Tari Ma’Bundu via Yang terakhir adalah ari Ma’Bundu yang termasuk sebagai tarian yang berasal dari Mamuju Sulawesi Barat, tepatnya di kecamatan Bonehau dan Kecamatan Kalumpang. Sama seperti Tari Patuddu, tarian ini merupakan tarian kreasi baru diangkat dari kisah cerita perang zaman dahulu, yaitu ketika dalam perang tersebut mengadu ketangkasan kekebalan terhadap senjata-senjata tajam dan yang keluar menjadi pemenang akan membawa ulu tau atau penggalan kepala musuh. Biasanya, jumlah para penari ditari Ma’Bundu paling banyak 10 orang. Mereka memakai busana pakaian adat kebesaran yakni BEI yang dihiasi oleh beberapa ukir-ukiran yang terbuat dari kerang kecil. Pada bagian kepala memakai topi dengan tanduk dan juga palo-palo dan bagian tangan memakai gelang potto balussu. Properti yang digunakan biasanya para penari akan membawa peralatan perang yang berupa tombak sebagai aksesoris tarian untuk lebih mendramatisasi. Baca Rumah Adat Sulawesi Tenggara Demikian informasi tentang tarian tradisional daerah Sulawesi Barat ini kami sampaikan. Semoga memberikan manfaat kepada para pembaca yang budiman. Mohon sampaikan kritik atau saran jika ada terjadi kesalahan pada artikel ini. Terima kasih. Jumlah Pengunjung 55,100 Tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara – Seni tari sangat erat dengan budaya masyarakat di Indonesia. Ratusan suku bangsa di Indonesia masing-masing mempunyai kebudayaannya yang khas. Kebudayaan berkesenian mengekspresikan rasa dan agama. Tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara adalah budaya Indonesia yang harus dilestarikan terus ada sampai kapan pun. Dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni tari yang dimiliki sebagai kekayaan budaya. Tari menjadi salah satu seni yang paling tua dan paling banyak macamnya. Suku Tolaki, Suku Buton, Suku Muna, dan Suku Moronene membentuk keunikan budaya di Sulawesi Tenggara. Berikut ini kita akan menyajikan ragam tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara yang harus kalian ketahui. 1. Tari Balumpa Tari balumpa – Sumber Balumpa adalah tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara tepatnya di Kabupaten Wakatobi. Tari balumpa adalah tari yang menggambarkan kegembiraan masyarakat nelayan di Pulau Binongko. Tari balumpa berfungsi sebagai tari penyambutan dan sering tampil di pertunjukan seni. Sebagai tari penyambut tamu, gerakan tari balumpa mengandung makna rasa gembira, kelemahlembutan, dan keramahtamahan masyarakat Binongko. Tari balumpa ditarikan oleh 6-8 penari perempuan, namun ada juga yang ditarikan secara berpasangan dengan penari laki-laki. 2. Tari Malulo Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara – tari malulo – Sumber Tari malulo atau bisa disebut dengan lulo adalah tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara dari Suku Tolaki di Kendari. Tari persahabatan yang ditujukan untuk muda-mudi sebagai ajang pencarian jodoh. Lulo mencerminkan bahwa Suku Tolaki cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan persatuan. Tari malulo bisa ditarikan oleh laki-laki, perempuan, remaja, dan anak-anak dengan formasi melingkar sambil berpegangan tangan serta diiringi dengan 2 gong yang berbeda ukuran dan jenis suara. Tari malulo ditampilkan pada upacara adat di Kendari. Tari malulo yang sekarang mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman seperti alunan gong diganti dengan musik elekton dan terdapat variasi dalam gerakan tarian. 3. Tari Mangaru Tari Mangaru – Sumber Tari mangaru merupakan tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara tepatnya di Desa Konde, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara. Tari mangaru menceritakan keberanian 2 laki-laki di medan perang. Hal ini tersirat jelas melalui gerakannya yakni 2 penari beradu kekuatan bersenjatakan keris di tangan. Tari mangaru menggunakan alunan musik bertempo cepat dari mbololo, kansi-kansi dan 2 kendang. Tari mangaru biasa ditampilkan pada upacara adat. 4. Tari Lumense tari lumense – Sumber Tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara berikutnya adalah tari lumense, tarian Suku Moronene di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana. Lumense diartikan mengais sambil loncat. Tari lumense dulunya sakral, sekarang digunakan untuk menyambut tamu dan pada pesta-pesta rakyat. Tari lumense menggunakan parang dan beberapa pohon pisang sebagai properti. Ditarikan oleh 12 perempuan, 6 sebagai laki-laki dan 6 sebagai perempuan. Mereka menari dinamis yang dinamakan moomani. Klimaksnya saat penari terus moomani dan menebaskan parang ke pohon pisang hingga pohonnya jatuh. Zaman dulu, tari lumense bagian dari pe-olia yaitu ritual penyembahan roh halus untuk menolak bala yang mana penarinya adalah keturunan wolia. Mereka menari dalam kondisi kesurupan sampai semua pohon pisang ditebas. 5. Tari Kalegoa Tari kalegoa – Sumber Tari Kalegoa juga menjadi salah satu daftar Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara yang masih sering ditampilkan. Kalego sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sapu tangan kebesaran gadis pingitan. Bentuknya segitiga dan berhias dengan ornamen khas daerah Buton. Tari kalegoa digambarkan suka duka gadis-gadis Suku Buton saat menjalani tradisi pingitan yang disebut Posuo. Para gadis diberi petuah dan nasihat dari orang tua agar menjadi gadis yang dewasa dan matang dalam berumah tangga saat menjalani posuo. Tari kalegoa diciptakan oleh Laode Umuri Bolu ini pernah dipentaskan pada acara resepsi kenegaraan 17 Agustus 1972 di Istana Negara. 6. Tari Umo’ara Tari umo’ara, Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara – Sumber Salah satu tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara tepatnya dari Suku Tolaki adalah Tari umo’ara. Tari umo’ara adalah tari perang yang mempertunjukkan ketangkasan bermain taawu dan menangkis dengan kinia. Tari umo’ara juga melatih otot melalui hentakan kaki dan melatih ketangkasan mata. Umo’ara mempunyai arti mencoba. Di masa lalu, tari umo’ara dipentaskan untuk menyambut para prajurit kerajaan Mekongga dan Konawe setelah memenangkan peperangan. Saat ini, tari umo’ara lebih berfungsi sebagai hiburan, tari penyambutan, dan seni pertunjukan. Tari umo’ara dibawakan oleh 2-3 penari laki-laki dengan gerakan energik dan diiringi oleh gong. 7. Tari Dinggu Tari Dinggu Modern – reza_lumasono_lowa Satu lagi Tari Tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara yang terkenal yani Tari Dinggu. Tari ini adalah tarian rakyat yang menggambarkan mengenai suasana serta aktivitas masyarakat ketika musim panen. Tari Dinggu juga merupakan Tari Masyarakat Petani Suku Tolaki di Bumi Sulawesi Tenggara karya Anthi Max. Tari Dinggu adalah salah satu tari tradisional Suku Tolaki yang kemudian dikemas dalam kreasi baru khususnya di daerah Kerajaan Mekongga di Kabupaten Kolaka. Di mana dalam tarian ini menceritakan tentang suku cita petani ketika menyambut dan melaksanakan panen padi di sawah. Tari Dinggu merupakan jenis suatu tari yang energik dan ceria menggambarkan betapa semangatnya petani memanen padi berkat keberadaan Dewi Padi atau Dewi Sri Sanggole Mbae. Di mana memberikan keberkahan atau usaha yang dilakukan serta dipercaya menjaga kesuburan padi. Tari Dinggu juga memiliki gerakan yang penuh semangat dan kekompakan. Di mana bisa dilihat melalui gerakan penari ketika menumbuk lesung dan alu secara bersamaan. ** Itulah beberapa daftar Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara yang biasa dipentaskan di berbagai acara tertentu khususnya acara adat dan acara kepemerintahan. - Seperti daerah lain di Indonesia, Provinsi Sulawesi Utara memiliki beragam hasil budaya yang khas. Tak hanya menarik, namun hasil budaya dari masyarakat yang berkembang sejak masa lalu ternyata masih terjaga dan dilestarikan hingga juga 6 Tari Tradisional Kalimantan Timur, dari Tari Datun Ngentau hingga Tari Punan Letto Beberapa hasil budaya dari Sulawesi Utara antara lain rumah adat, pakaian adat, serta berbagai seni pertunjukkan. Baca juga 8 Tari Tradisional Aceh, dari Tari Saman hingga Tari Rapa’i Geurimpheng Seni pertunjukan asal Sulawesi yang bersumber dari budaya dan adat setempat diantaranya adalah seni tari juga 10 Tari Tradisional Bali, dari Tari Kecak hingga Joged Bumbung Tari Tradisional Sulawesi Utara Berikut adalah beberapa tari tradisional asal Sulawesi Utara yang masih banyak dipelajari dan ditampilkan sampai saat ini. 1. Tari Sasambo Tari Sasambo adalah tari tradisional asal Sulawesi Utara yang ditarikan menggunakan iringan tagonggong. Dilansir dari laman Kemendikbud, Sasambo adalah puisi yang terdiri atas dua baris mengandung arti sebenarnya dan arti kiasan, yang mulanya brisi doa dan pujian kepadda Tuhan. Tarian ini bermula dari sebuah kebiasaan yang dilakukan setelah selesai upacara adat yang dilanjutkan dengan menyanyi sasambo dengan iringan tagonggong atau mesambo ringangu metagonggong. Tari Sasambo dilakukan secara berkelompok dengan peran sebagai mesasambone penyanyi, penabuh tagonggong, para penari, dan seorang pemimpin grup. 2. Tari Mopotobong Tari Mopotobong adalah tari tradisional Bolaang Mongondow yang ditarikan secara berkelompok.

gambar tari dari sulawesi